prospek usaha bulu entok


Di samping sebagai salah satu jenis itik penghasil daging  yang  baik dan bergizi tinggi, itik manila atau sering di sebut sebagai bebek entok juga berpotensi dalam memproduksi bulu itik yang dapat dimanfaatkan dalam berbagai kegunaan serta memiliki nilai ekonomi yang cukup tinggi. Seekor itik manila dewasa mampu memproduksi bulu itik campuran hingga kurang lebih 60 kg.
Bulu itik selain banyak kegunaan dan mempunyai nilai ekonomi cukup tinggi ternyata tidak kalah pentingnya dalam merebut pasaran khusus agroindustri yang berasal dari ternak unggas.
Abubakar (1993) menyatakan, bulu itik manila  banyak dimanfaatkan untuk berbagai keperluan antara lain sebagai bahan baku shuttlecock, perhiasan, bedding atau bahan pengisi perlengkapan tidur seperti sleeping bag, selimut, dan bahan pengisi jaket (dimana produk ini banyak dimanfaatkan di negara-negara yang bermusim dingin), serta dapat juga sebagai bahan baku makanan ternak. Menurutnya, berdasarkan bentuk, ukuran dan kelembutannya, bulu itik dapat dikelompokkan menjadi 7 kelas, yaitu :
  1. Bulu keras yang mempunyai tangkai/ranchis keras, panjang serta mahkota bulu yang lebar. Bulu ini dapat digunakan sebagai bahan baku shuttlecock
  2. Bulu sadel atau bulu lawi, mempunyai tangkai keras namun panjang dan mahkota bulunya lebih sempit dibanding bulu keras
  3. Bulu separuh kapas yaitu bulu yang terdapat di badan itik dan separuh dari bawah mempunyai bulu kapas dan separuhnya lagi merupakan mahkota bulu
  4. Bulu tiga perempat kapas seperti pada bulu setengah kapas tetapi bulu kapas terdapat tiga perempat dari bagian bawah;
  5. Bulu kapas, dimana seluruhnya merupakan bulu kapas dan mempunyai tangkai yang keras
  6. Bulu plumules, seluruh bulu kapas tetapi tangkainya lunak
  7. Bulu down atau down feather (DF), bulu ini seperti pada bulu plumules tetapi tidak mempunyai tangkai.
Dari ketujuh macam bulu tersebut di atas, hanya bulu no. 3 sampai no. 7 yang dapat dimanfaatkan untuk bedding. Bulu no.3 dan 4 dapat digunakan untuk bahan pengisi bantal, sedang bulu no. 5 sampai no. 7 dapat dipakai sebagai bahan pengisi selimut, sleping bag atau pengisi jaket.
Pangsa pasar untuk bulu itik ini dapat dikatakan sangat menggembirakan karena jangkauannya adalah ke mancanegara/ ekspor. Pada umumnya para pengumpul bulu, mengumpulkan bulu itik yang masih merupakan bulu campuran dari seluruh bagian tubuh (kawul) dari para pemotong ternak itik yang tersebar di daerah pedesaan atau pinggiran kota. Kemudian para pengumpul ini menjual kembali bulunya kepada industri pengolahan bulu atau eksportir.
Eksportir bulu mengadakan klasifikasi bulu dengan cara mensortir menggunakan mesin untuk mendapatkan bulu kapas halus (DF) dan small feather, yaitu bulu berukuran kurang dari 3 cm, serta bulu kasar. Down fether dan small feather inilah yang sampai saat ini dapat menembus pasaran ekspor dan harganya sangat mahal. Sedang bulu kasarnya dapat berguna dan dimanfaatkan sebagai bahan dasar pembuatan tepung bulu untuk makanan ternak.
Tingginya harga bulu itik di pasaran ekspor karena permintaannya cukup tinggi yang kesemuanya dapat diserap pasar, baik oleh industri pemakai bulu maupun pemanfaatannya dalam memenuhi permintaan pabrik makanan ternak di dalam negeri.
Oleh karena itu, agroindustri bulu itik mempunyai prospek yang cerah di masa yang akan datang dalam menunjang agroindustri khususnya di pedesaan terutama di daerah-daerah kantong ternak itik Manila, disamping telur dan dagingnya yang merupakan aset nasional dalam meningkatkan kebutuhan gizi masyarakat sehingga usaha peternakan itik manila untuk tujuan penghasil  daging, berubah menjadi tujuan utama bulu baru kemudian dapat dilakukan lebih intensif dalam rangka meningkatkan nilai tambah dalam budidaya ternak itik menuju usaha peternakan yang tangguh seperti yang dicita-citakan selama ini